Minggu, 02 September 2012

Keunikan Ka'bah



Suka, tidak suka..
Hal tersebut dibawah ini bukan sekedar teori atau analisis anak kemarin sore atau sekedar ingin mencari-cari kehebatan suatu tempat ibadah.
Dan selalu saja ada pro dan kontra.
Karena itu dikatakan, "Baca".
Termasuk membaca gejala alam, ekspresi seseorang, tingkah laku sekeliling, kebiasaan, perbedaan, perubahan, kesamaan, permukaan, inti, dsb, dsb, dsb.
Sebab pada dasarnya, baik dibawah dan atas permukaan bumi maupun sekitar langit angkasa nyaris semuanya bisa di"Baca".

Kali ini, sedikit rangkuman mengenai Beberapa Keunikan Ka'bah :

1. Jika tata surya berputar pada matahari sebagai pusatnya, kaum muslim berputar mengitari ka’bah sebagai pusat. Tetapi Ka’bah tidak sama dengan Tuhan begitupula sebaliknya. Walau manusia sangat erat dengan simbolisasi. Namun Ka’bah bukanlah simbolisasi umat islam akan Tuhan.

Ka’bah adalah Kiblat.
Ka’bah hanyalah sebuah pusat.

Sebuah pusat bagi kaum muslim.
Sebuah pusat agar tidak bercerai.
Sebanyak apapun tercerainya umat islam, atas sedikit banyaknya perbedaan tata cara ajarannya, (seharusnya, kita) masih memiliki satu Tuhan yang sama: Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
satu Nabi penutup yang sama: Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
dua kalimat syahadat, lima rukun islam, enam rukun iman,
dan satu pusat yang sama: Ka’bah.

Ka’bah adalah sebuah titik.
Sebuah titik yang selalu kembali ke tempat yang sama.

Setelah hilang ditelan banjir bandang masa Nabi Nuh, kemudian dibangun kembali oleh Ibrahim di tempat yang sama.
Setelah terbakar dan hancur oleh banjir, dibangun kembali oleh bangsa Quraish.
Setelah kembali hancur oleh pelontar api di era Yazeed Ibn Muawiyah, dibangun kembali oleh Abdullah Ibn AI-Zubair.
Setelah ‘hilang’ dikotori dan dijadikan tempat menyimpan berhala, kemudian ‘dicuci’ dan ‘ditemukan’ kembali oleh Rasulullah SAW.

Dan Ka’bah selalu ditemukan kembali di titik yang sama.

2. Tentang bentuknya, kubus.
Akan ada banyak teori yang menjelaskan mengapa bentuk ini artinya begini dan mengapa bentuk itu artinya begitu. Tapi itu semua hanyalah dugaan dan interpretasi manusia yang terbatas terhadap bentuk.

Bentuk akan mempengaruhi asosiasi manusia terhadap benda. Dan asosiasi manusia terhadap benda akan selalu bergeser sejalan perubahan waktu dan budaya. Namun sebuah kubus akan tetap menjadi sebuah kubus dan selamanya akan menjadi kubus. Dilihat dari manapun kubus itu sama, isotropik.

3. Ka'bah terletak antara kutub utara dan kutub selatan (21 derajat 25’ Lintang Utara, 39 derajat 50’ Bujur Timur) dengan potensi tarik menarik antara kedua kutub tersebut sama besarnya, maka Ka'bah dan daerah sekitarnya disebut 'Zero Magnetism Area'.
Apabila seseorang mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. Tetapi, GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris.
Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu sholat.

Diketahui bahwa bumi berputar pada porosnya, sehingga cahaya matahari yang mengenai bagian bumi berbeda-beda, dan menyebabkan waktu di tiap-tiap belahan bumi juga berbeda-beda, termasuk waktu sholat tiap-tiap tempat tersebut.
Tetapi itu artinya, setiap waktu sesuai gerakan matahari selalu ada orang yang sedang sholat.
Jika sekarang seseorang di sini melakukan sholat Dzuhur, demikian pula wilayah yang lebih barat akan memasuki waktu Dzuhur dan seterusnya atau dalam waktu yang bersamaan orang Indonesia sholat Dzuhur orang yang lebih timur melakukan salat Ashar, dan demikian seterusnya.

Ashar (lewat jam 3 sore hingga sebelum sinar matahari berubah warna kuning), Maghrib (saat mulai gelap hingga sebelummasuk Isya'), Isya' (setelah gelap penuh hingga sebelum masuk waktu Subuh), Subuh (lewat jam 3 pagi hingga sebelum sinar matahari muncul samar-samar), Dzuhur (lewat tengah hari hingga masuk waktu Ashar).

4. Ka’bah dan sekitarnya merupakan sebuah area dengan gaya gravitasi yang tinggi, yang menyebabkan satelit, frekwensi radio ataupun peralatan tekhnologi lainnya tidak dapat mengetahui dengan pasti apa isi di dalam Ka’bah. Selain itu, tekanan gravitasi tinggi juga menyebabkan kadar garam dan aliran sungai bawah tanah tinggi. Inilah yang menyebabkan sholat di Masjidil Haram tidak akan terasa panas meskipun tanpa atap di atasnya.

Selain itu, peribadatan yang dilakukan disekitar Ka'bah ternyata juga memberi pengaruh positif, baik terhadap orang-orang yang ada didekat dan disekitarnya, maupun cenderung ke sekitar Makkah.
Walaupun ibadah tersebut 'hanya' tidur dengan menghadapkan kaki kearah Ka'bah.

Mengenai pengaruh dari energi positif dan gravitasi seimbang tersebut, silahkan lihat contohnya disini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=201826096561924

Tetapi, setelah adanya hasil temuan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), badan antariksa Amerika Serikat, dan temuan ini sempat dipublikasikan melalui internet. Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya.
(Untuk yang penasaran dengan contoh official website NASA, silahkan lihat ini : http://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEdecade/SEdecade2011.html.
Atau http://www.nasa.gov/)

Kemudian, mulailah perdebatan tentang makna kata 'RADIASI' Ka'bah dimulai.
Ada yang bilang "Berarti sangat BERBAHAYA untuk mendekati Makkah, apalagi Ka'bah karena memancarkan radiasi!"

Padahal, bahasa sederhananya : Radiasi adalah sebuah proses, di mana partikel yang energik atau gelombang energik melintas melalui media atau ruang tak terbatas yang terdeteksi, maupun tidak dan dapat mengakibatkan perubahan pada lingkungan alam.
Itu saja.

Bisakah kita sebut bahwa adalah sebuah keajaiban pula, ketika RADIASI Ka'bah yang 'katanya' ditakutkan itu ternyata justru dari awal hingga saat ini tidak menimbulkan efek sekelas radiasi nuklir, elektromagnetik dari peralatan elektronik, apalagi gas beracun?
Belum lagi keunikan satu per satu tentang apa yang ada disekitar Ka'bah, termasuk air Zam-zam.

Di dalam urusan menghadap Ka'bah, umat Muslim punya latar belakang sejarah yang panjang. ("Baca")
Intinya, Ka'bah merupakan bangunan yang pertama kali didirikan di atas bumi untuk dijadikan sebagai tempat ibadah manusia pertama kali.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan bahwa sholatnya seorang muslim harus menghadap ke Ka'bah sebagai bagian dari ujian dan aturan baku dalam sholat, melalui seorang manusia yang diakui orang-orang yang mem"Baca" sebagai salah satu orang paling berpengaruh, dari awal hidupnya hingga saat ini pun, bukan sekedar asal pilih tempat.

Suka, tidak suka, "Baca" :)



Wallahi, saya dapatkan keterangan tentang Ka'bah ini dari berbagai sumber dan titip ini, untuk dibaca bersama, Lillahi Ta'ala.
sumber gambar : edited between Ka'bah collection & Robert .S pictures (sunflower)